Pages

Friday 16 September 2011

Satu novel, satu kartupos, satu buku, semua dari Budapest

Siapa lagi kalau bukan teman pena dari Hungaria itu yang memberikan semua ini kepada saya?

Sepulang latihan, saya sangat lelah, tiba-tiba di meja saya ada sebuah bungkusan putih besar.
"Ah, saya tahu nih siapa yang mengirim bungkusan ini," kata saya dalam hati. Hahaha, siapa lagi coba yang mau berbaik hati mengirimkan saya hadiah dari luar negeri?
Otomatis, rasa lelah itu hilang seketika. :DDD


Lho kok bungkusannya besar dan tebal ya? kata Roland dia hanya mengirim satu novel saja, tapi kok setelah saya raba-raba ada sekitar dua buku sih??

Setelah dibuka, isinya memang ada dua buku.

Pertama, adalah sebuah novel klasik karya penulis terkenal dari Hungaria.
Kenapa Roland dapat mengirimkan saya buku ini?
Sebenarnya sih ini berawal dari sebuah pembicaraan tentang sastra, yang kemudian merambah ke dunia sastra masing-masing negara. Saya memperkenalkan perkembangan sastra Indonesia (karena saya belajar di bidang ini), dan dia memperkenalkan sastra negaranya.

Melalui surat elektronik, Roland memberikan 8 karya sastra kanon yang terbaik menurutnya. Dari 8 rekomendasi ini, dia menyuruh saya untuk memilih satu. Akhirnya, karena saya bingung, ada tiga novel yang bagus, saya pilih tiga judul. Saya biarkan Roland memilihkan salah satu dari ketiga itu, yang mana yang halamannya paling sedikit namun ceritanya juga bagus.

Saya pikir Roland akan mengirimkan novel itu dalam bentuk PDF, ternyata saya salah tangkap, dia mengirimkannya melalui POS!!! oh my God!! baik sekali orang ini!!

Setelah menunggu sekitar 10 hari, akhirnya saya dapat mengetahui pilihan Roland. Yaitu sebuah buku berjudul "Relation", karya Zsigmond Moricz. Penasaran dengan sinopsisnya, bisa lihat di sini.
Di dalam novel ini, ternyata terselip selembar kartupos bergambar si pengarang. Lihat gambar di bawah ini.
Kesannya galak ya? hahaha, kalau kalian mau tau lebih banyak tentang dia, bisa baca di sini.

Buku kedua tentang, yah kalian bisa baca sendiri lah dari judulnya. Pasti sudah ketebak dong isinya tentang apa? heheheh :))

Sekian laporan saya,

dear Roland,
thank you soooooo much, again and again for giving me these books, and a postcard of course :))



warm regards,
Alfi

Bunda Maria versi Jawa



mungkin saya sudah terbiasa dengan menerima kartupos-kartupos dari orang asing atau yang tidak saya kenal. Perasaannya senangnya itu sudah menjadi sebuah kebiasaan, yang lama-lama kemudian menjadi sesuatu yang biasa saja. Tidak ada perasaan yang menggebu-gebu.

Kali ini berbeda, kartupos ini saya dapat dari seorang teman lama saya. Namanya Meta. Kami sudah lama tidak bertemu, dan selama ini komunikasi kami lakukan hanya melalui SMS, FB, dan Twitter, namun hal itu pun jarang kami lakukan. Saat membaca pesan yang ada di kartupos ini, saya dapat membayangkan seorang Meta sedang berbicara kepada saya secara langsung. Saya mendapat sebuah perasaan yang sangat berbeda. seperti terdengar romantis. atau lebih tepatnya lebih romantis.

well, mungkin kita biasa menerima sms dari orang yang jarang kita temui. Saat saya ber-SMS-an dengan Meta, perasaan saya biasa saja, seperti layaknya berbicara dengan teman sehari-hari.

Kali ini berbeda, kita membaca tulisan tangannya secara langsung, dan kita dapat melihat emosi si penulis di setiap guratan huruf-huruf yang ditulisnya itu. Saya mendapatkan "feel"-nya.
Hal ini lah yang tidak saya dapatkan dari temuan-temuan canggih seperti surat elektronik dan SMS.

Saya rasa sebaiknya kita harus terus mempertahankan tradisi korespodensi melalui surat pos biasa, dari tradisi itulah kita dapat terus menjalin silahturahmi yang sebenarnya.
Saya tidak menentang adanya teknologi yang bernama SMS dan surat elektronik, mereka jauh lebih cepat, mudah, murah, dan praksis. Tapi, apakah mereka juga mampu membawa perasaan-perasaan yang muncul dari si pengirim surat melalui goresan huruf-huruf yang tertera di layar komputer Anda???

Saya rasa mereka semua belum mampu.